Translate

Blog Saya

Labels

Tayangan

Pengikut

Cara Download Video Youtube Dengan Mudah

Baik, langsung saja pada intinya.
Kali ini saya akan berbagi sedikit pengetahuan yang saya miliki hasil "KOKOREH" juga, he...
Kali ini saya akan mencoba memberikan tutorial cara download video youtube dengan sangan mudah,

1. seperti biasa buka browser internet
2. buka link http://www.youtube.com/ kemudian silahkan cari vodeo yang akan anda donwload
3. setelah dapat video yang anda suka, kemudian klik tulisan SHARE atau BAGI seperti gambar di bawah


4. kemudian akan muncul link seperti http://youtu.be/ZM91qcBErKI dan silahkan copy link tersebut.
5. selanjutnya buka tab baru dan masukan link berikut http://en.savefrom.net/ dan akan muncul tampilan sebagai berikut

6. Silahkan Fastekan link tersebut, akan muncul tampilan sebagai berikut


7. kemudian klik tombol Download yang berwarna kuning, dan akan muncul tampilan sebagai berikut

8. kemudian pilih format video yang anda sukai, dan silahkan klik formatnya 


9. akan muncul tampilah seperti berikut, dan silahkan pilih Save File kemudian klik Ok

10. tunggun hingga proses download selesai,

Sekian postingan kali ini semoga bermanfaat.




Gunung Kelud Meletus

Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) memastikan Gunung Kelud, Jawa Timur (Jatim) dipastikan telah meletus pada pukul 22.50 WIB, Kamis 13 Februari 2014, malam.

Hal itu dikatakan Kepala Pusat Data Informasi da

"Erupsi Gunung Kelud masih berlangsung hingga saat ini. Erupsi pertama terjadi 22.50 WIB. Arah erupsi ke barat daya," kata Sutopo lewat rilisnya, Jumat (14/2/2014) dini hari.

"Hujan abu, pasir dan kerikil diperkirakan hingga di radius 15 km (kilomater), khususnya di barat hingga barat daya dari Gunung Kelud. Puncak gunung terlihat kilat terus menerus yang mengindikasikan erupsi terus berlangsung. Visual kondisi gelap," imbuhnya.

Sejumlah petugas langsung melakukan persiapan untuk evakuasi. Sesuai protap, level awas harus diikuti pengungsian warga yang terdampak langsung.

Radio PT Persada milik Pemkab Blitar juga menyiarkan secara langsung ke masyarakat. Pemkab mengimbau warga masyarakat untuk tidak panik.

Seperti diketahui, ada 4 kecamatan dengan 70 ribu jiwa yang terdampak langsung erupsi Kelud. Empat kecamatan dengan 13 desa tersebut yakni, Kecamatan Nglegok, Gandusari, Garum, dan Ponggok.
n Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.







Rupa Rupa Totopong / Iket Sunda

Iket, Totopong, atau Udeng adalah tutup kepala yang terbuat dari kain dengan corak khas budaya Sunda. Fungsi utama iket Sunda ini adalah sebagai sebagai pelindung kepala dari panas matahari, angin, dan cuaca, tetapi lebih terkenal sebagai pelengkap atau aksesoris busana Sunda.

Sebagai salah satu hasil seni budaya Jawa Barat ini, keberadaan iket harus tetap dilestarikan sehingga tetap dikenal oleh anak-anak muda generasi penerus suku Sunda yang sebelumnya sudah turun temurun. Kang  Mochamad Asep Hadian Adipradja di Pulasara Iket, membagi rupa iket menjasi tiga kategori yaitu:

1. Iket Réka-an Baheula

Iket Réka-an Baheula adalah rupa iket yang penggunaanya sudah menjadi tradisi sehari-hari dan sudah ada sejak dulu di kampung-kampung adat Sunda tanpa dipengruhi unsur seni dari luar. Contoh rupa iket ini adalah yang biasa dipakai oleh orangtua dimana mereka sudah mengenakan rupa iket ini sejak remaja (anak-anak) dan sampai sekarang pun masih tetap memakainya.

Adanya beberapa kunjungan wisata dari kota/tempat lain dimana para pengunjung tersebut mengenakan iket budaya lain yang sedikit berbeda, terkadang dapat mempengaruhi sutu rupa iket Sunda bahkan tertarik untuk menirunya yang pada akhirnya terjadi transformasi bentuk. Mochamad Asep mengambil patokan tahun yang dikatakan rékaan baheula adalah sebelum tahun 1999 karena pada tahun tersebut Musium Sri Baduga telah membuat beberapa artikel mengenai penutup kepala. Yang termasuk Iket Réka-an Baheula di antaranya:
  1. Iket Barangbang Semplak
  2. Iket Julang Ngapak
  3. Iket Kuda Ngencar
  4. Iket Parekos Nangka
  5. Iket Parekos Jengkol
  6. Iket Kekeongan (Borongsong Keong : Banten)
  7. Iket Maung Heuay
  8. Iket Porteng
Iket Sunda Barangbang Semplak

Iket Sunda Julang Ngapak

Iket Sunda Kuda Ngencar

Iket Sunda Parekos Nangka

Iket Sunda
Iket Sunda Parekos Jengkol

2. Iket Réka-an Kiwari

Iket Réka-an Kiwari adalah rupa iket hasil karya dari sendiri (pribadi) sesuai dengan ide, inspsirasi, dan kreasi yang disenanginya. Namun demikian prinsipnya tetap menggunakan jenis kain yang sama yaitu kain juru opat (segi empat). Iket Reka-an ini merupakan bentuk dari penemuan, imajinasi, atau surup-an dari hal hal tertentu, bahkan mungkin saja Rupa Iket Reka-an ini adalah hasil dari rupa iket Buhun yang dilahirkan kembali setelah bertahun-tahun tidak diketahui. Hal ini bisa dibuktikan melalui beberapa saksi hidup dari dari generasi penerusnya.

Menurut Mochamad Asep Hadian Adipradja-Pulasara Iket, Rupa Iket Rekaan Kiwari ini mulai banyak di temukan pada tahun 2011 hingga sekarang. Yang termasuk Iket Réka-an Kiwari di antaranya:
  1. Iket Candra Sumirat
  2. Iket Maung Leumpang
  3. Iket Hanjuang Nangtung
Iket Sunda
Iket Sunda Candra Sumirat

Iket Sunda
Iket Sunda Maung Leumpang

3. Iket Praktis

Iket Praktis ini adalah Rupa Iket tinggal pakai atau sudah jasi sehingga para pengguna tidak lagi perlu mengikat atau membentuk iket dengan teknik-teknik tertentu tetapi dapat langsung dipakai. Rupai iket Praktis ini mulai dikela sejak tahun 2008. Sama seperti rupa iket lain, Rupa Iket Praktis ini juga mempunyai corak dan warna yang bervariasi tetapi masih sama menggunakan kain juru opat (segi empat). Contoh Rupa Iket Praktis di antaranya:
  1. Iket Praktis Parekos
  2. Iket Praktis Makuta Wangsa
  3. Iket Praktis Mancala Putra
Iket Sunda
Iket Praktis Parekos

Iket Sunda
Iket Praktis Makuta Wangsa

Iket Sunda
Iket Praktis Mancala Putra

Iket Sunda
Iket Sunda Lawon Sonagar

Sumber: Sundanese Clothes

Totopong / Iket Sunda




Totopong (ikat kepala) mulai dikenal sekitar tahun 1450 Masehi atau pada masa Kerajaan Pajajaran. Awalnya, totopong dikenakan untuk melindungi kepala dari panas terik dan sebagai identitas diri.Pada masa perang kemerdekaan, totopong digunakan sebagai identitas para pejuang.
Pada era itu pula, totopong menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan. Totopong juga menjadi simbol pemersatu dan pengobar semangat orang Sunda kala itu.
Totopong merupakan ikat kepala terbuat dari kain polos atau kain batik. Ukuran kain pada umumnyasekitar 1 m2. Khusus totopong, memiliki ukuran setengah meter dan bentuk kain terbelah tengah secara diagonal atau sering dise-but setengah iket.
Totopong biasanya memiliki motif batik khusus, misalnya batik kangkung, kumeli, sida mukti, kawung ece, seumat sahurun, gjringsing, manyingnyong, katuncar mawur, kalangkang ayakan, dan porod, eurih. Sebagaimasyarakat agraris, para leluhur Sunda memanfaatkan totopong sebagai pelindung dari sengatan matahari dan gangguan hewan saat bekerja di sawah.
"Fungsi totopong sebagai simbol identitas diri dilihat dari pola mengikatnya. Bentuk ikatan totopong menunjukkan status sosial, cara mengikat totopong antara bangsawan dan rakyat berbeda. Setidaknya ada 22 cara mengikat totopong di kepala.
Beberapa model ikat misalnya yang paling sederhana, perengkos nangka. Biasanya dipakai oleh orangtua yang sedang tergesa-gesa, jadi cukup dibelitkan di kepala. Kalangan jawara atau jagoan, lain lagi ikat kepalanya, Mereka menggunakan model barangbang semplak atau kuda ngencar.
Macam-macam nama iket:
1. - Barangbang semplak, iket ini seperti barangbang (dahan kering) yang patah tapi masih nempel dipohon. Culannya hampir menutupimata. Bagian atasnya terbuka (terlihat rambut).Bisanyaiket model ini duludipakai oleh para jawara.
2. - Julang ngapak, bentuk iket ini seperti sayap burung terbang.Dipakai oleh para orang tua
3. - Kekeongan (di Banten disebutborongsong keong), bentuknya mirip seperti keong.
4. - Kuda ngencar, iket yangculanya dibelakang, ngampleh(tergerai) ke bawah. begitu mau ke bagian ujung (melengkung)naiklagi ke atas.
5. - Maung heuay, bentuk iket ini seperti mulut harimau yang sedang nganga (terbuka).
6. - Parekos nangka, bentukiket ini sangat sederhana (basajan). Biasanya dipakai oleh orang yang sedang tergesa-gesa.
7. - Porteng, iket yang culanya berdiri di depan, dan ujung-ujung kainnya digulung ke belakang.
8. - Talingkup, iket yang culanya didahi sampai menutupi mata. Talingkup artinya bisa menutupi.
iket menyimbolkan :
1. Syahadat
2. Sholat
3. Zakat
4. Puasa
5. Naik Haji (bagi yang mampu)
dilipat jadi segitiga
yg menyimbolkan :
1. Alif
2. Lam
3. Mim
kalau di satukan, dibaca jadi ALAM
kenapa ALAM ? padahal bisa saja ILMI, ILMU, ULUM atau ALIM?
tidak akan ada ILMI, ILMU, ULUM dan ALIM kalau tidak ada ALAM
Alam yang mana ?
Alam yang sudah,sedang dan akan terjadi
- yang di ciptakan Allah SWT
- yang dilakoni/dihuni oleh Nabi Adam as beserta keturunannya
- yang diakhiri oleh Rosulullah
lipat dalam beberapa lipatan yangrapih
besar kecilnya lipatan menyesuaikan besarnya pipi
menyimbolkan :
TARTIB (mendahulukan yang memang harus didahulukan, mengakhirkan yg diakhirkan)semua pekerjaan harus dilakukan secara dewasa dan sesuai kemampuan
diikat ke kepala, agar kita INGAT:
1. dari mana
2. lagi dimana
3. mau kemana
IKET merupakan kekayaan budayatutup kepala tatar Sunda. Selain iket, urang Sunda mengenal beragam tutup kepala lainnya: mahkota, tudung/cetok, dudukuy,kerepus/kopiah, peci, topi, dll. Tapi, yang masih erat dan langgeng dipakai dalam keseharian sampai sekarang –hususnya yang terdapat di masyarakat adat (Baduy, Ciptagelar, Kampung Naga, dll)– adalah iket.
Menurut Ralph L. Beals dan HarryHaijer dalam bukunya An Introduction to Antropology, tutup kepala merupakan bagian kelengkapan busana suatu kelompok, yang bahan dan modélnya sangat besar dipengaruhi oléh lingkungan dan budaya yang mempunyai fungsi praktis, éstétis, dan simbolis.
Fungsi praktis merupakan alat penutup dari panas, hujan, bendayang membahayakan, serta pembungkus barang dan makanan. Fungsi estetis sebagai aksesoris (life style). Sedangkan fungsi simbolis merupakan ciri untuk membedakan identitas dengan suku lain, serta terkandung nilai-nilai luhur kajembaran palsafah hidup.
Bukti masyarakat Sunda erat dengan tutup kepala yaitu adanya mahkota Binokasih peninggalan Kerajaan Pajajaran, yang kemudian diwariskeun kepada Kerajaan Sumedanglarang(sekarang menjadi koléksi Museum Geusan Ulun, Sumedang). Sedangkan iketterdapat pada arca megalitik di Cikapundung (sekarang daerah Kebun Binatang, Bandung), yang bentuknya menyerupai kepala memakai iket.
Dalam kehidupan masyarakat Sunda bihari/dulu, kelengkapan busana, termasuk iket, merupakan pembeda antara golongan ménak/bangsawan dan cacah/ rakyat biasa. Khusus untuk iket, yang membedakannyaadalah bahan, corak/ motif, dan beulitan/rupa iket. Golongan ménak menggunakan bahan kain batik halus dengan motif tertentu—réréng dan gambir saketi— yang menunjukkan stratasosial tinggi (feodalis). Sedangkan golongan cacah biasanya menggunakan kain batik sisian/batik kasar dan polos hitam/ iketwulung.
Falsafah dan rupa iket
Secara filosofis, iket berasal darikata saiket/satu ikatan, artinya sauyunan dalam satu kesatuan hidup. Ibarat lidi, jika sehelai tidak mempunyai fungsi, tapi jikadibentuk menjadi satu ikatan sapu, maka akan mampu membersihkan apa pun. Begitu pula manusia berlaku individual, tentu berat menghadapi suatu masalah. Lain ceritanya jika dilakukan bersama. Iket juga menandakan agar pemakainya tidak ingkah (lepas) dari jati diri Kasundaan.
Kepala merupakan subjek yang diikatnya, dan persoalan yang datang dari luar dan dalam dirinya merupakan objek yang harus dihadapi. Agar hidup senantiasa caringcing pegeuh kancing, saringset pageuh iket (siap menghadapi segala kondisi dan situasi).
Bagi urang Sunda, penghargaan terhadap kepala begitu luhur karena fungsinya sangat vital bagi kehidupan. Kata pamali merupakan larangan keras jika seseorang memukul atau menepuk kepala orang lain sekalipun. Hal tersebut bisa ditemukan dalam berbagai istilah keseharian; huluwotan (mata air),hulubalang (pengawal raja), panghulu (penghulu), sampai digunakannya dalam peribahasa; gedé hulu (sombong), asa dicabakhulu (merasa dipermainkan), teu puguh hulu buntutna (tidak jelas urusannya), nepi ka nyanghulu ngalér (sampai mati), dsb.
Motif dalam iket dibagi menjadi empat bagian, yaitu pager, modang, waruga, dan juru. Pageradalah motif yang ada di sekeliling iket. Modang, bentuk kotak pada bagian tengah iket. Waruga, bagian tengah iket yangpolos. Serta juru merupakan motif yang ada di setiap sudut iket. Sedangkan bentuk iket adadua bagian, yaitu persegi dan segitiga. Sebernarnya senua bentuk iket persegi, menjadi segitiga karena dilipat atau dipotong dari bentuk asli untuk mempermudah pemakaian.
Dua bentuk ini mempunyai falsafah hidup. Bentuk persegi menunjukkan hidup masagi/sempurna dalam arti pemikiran, dengan siloka opat kalima pancer atau opat pancer kalima diri urang. Pancer menunjukkan empat madhab/arah(utara, selatan, timur, barat) danbahan yang menjadi dasar kehidupam (tanah, air, angin, api).
Bentuk persegi juga terdapat di tengah motif/modang, yang selaluberlawanan dengan bentuk iket (diagonal), untuk membedakan dengan kain lain yang sejenis. Jikaiket dilipat jadisegitiga, bentuk modang ini akanlurus (horizontal).Hal ini menunjukkan kapancegan/konsistensi pandangan hidup. Danbentuk segitiga sendiri adalah kesamaan konsep tritangtu (ratu, rama, resi) yangharus dimaknai secara luas.
Rupa iket awalnya hanya dikenaltujuh bentuk pemakaian. Tapi, seiring dengan kreatifitas masyarakatnya, rupa iket semakin bervariasi, antaranya barangbang semplak, parékos/paros (parékos/paros nangka, jéngkol, gedang), koncér/paitén, julang ngapak, lohén, ki parana, udeng, pa tua, kolé nyangsang, porténg, dll.
Dari rupa iket dapat menunjukkan golongan, saperti rupa iket barangbang semplak (diCirebon disebut iket mantokan urung ceplakan) biasa dipakai oleh jawara, kuda ngencar untuk remaja, parékos/poros (di Cirebondisebut iket duk liwet) dipakai kaum tua untuk kegiatan ritual, porténg dipakai untuk kegiatan sehari-hari dalam bekerja, dan udeng dipakai golongan ménak.
Bukan sekadar gaya
Iket merupakan warisan budaya yang luhur nilainya, harus kukuh dipegang sebagai wujud simbolis keutuhan hidup. Begitu juga bagiurang Sunda sendiri, apakah hanya membanggakan luarnya saja sebagai bentuk indentitas, atau lebih mementingkan isinya. Menurut Dr. Ir. Thomas NIX, peneliti dari Belanda (Stedebouwin Indonesia Rotterdam, 1949), leluhur masyarakat Indonesia, hususnya Pulau Jawa, sudah mewasriskan kearifan lokal dalamsegala unsur kehidupan.
Nu lima diopatkeun, nu opat ditilukeun, nu tilu diduakeun, nu dua dihijikeun, nu hiji jadi kasép (yang lima dijadikan empat, yangempat dijadikan tiga, yang tiga dijadikan dua, yang dua dijadikansatu, yang satu jadi tampan), kalimat yang diucapkan budayawan Jakob Sumarjo ini, tentunya harus direnungi bagi setiap pemakainya. Bukan sekedar gaya, tapi harus dipahami makna dibalik lipatannya.Ketika dari lima menjadi satu, maka individu berusaha mendekatkan diri dengan Tuhan yang satu.
Melihat fenomena yang muncul kini, iket semakin tren di kalangan anak muda. Dengan berbagai motif dan gaya pemakaian. Bisa jadi dilatarbelakangi oleh kerinduan terhadap nilai tradisional yang semakin tergerus oleh modernisasi. Atau hanya sekedarpencitraan identitas tanpa pemaknaan.
Meskipun demikian, harus jadi kebanggaan bersama dengan diarahkan pertanggungjawabannya. Bahwa mengenal dan memaknai kembali kebudayaan Sunda tidak harus secara paksa. Tapi, diawali dengan kesadaran kecintaan melalui iket. Dengan cara itu, ikettidak akan kalah dengan ikat kepala/syal bergambar grup musik barat.
Makna Filosofis Dalam “Iket” Sunda
Generasi muda saat ini banyak yang gandrung dengan pemakaian “iket“. Mereka memilikicara pandang yang berbeda dalam membentuk “iket”,tetapi tetap memiliki acuan terhadap satu garis penciptaan karya “buhun” (kuno)
"…saceundeung kaen" (Bujangga Manik, isi naskah baris 36)
PENGGALAN kalimat tertulis di atasterdapat dalam naskah kuno Bujangga Manik yang menceritakan perjalanan Prabu Jaya Pakuan, seorang Raja Pakuan Pajajaran yang memilih hidupnya sebagai resi. Naskah diperkirakan ditulis sekitar abad ke-14. Isi naskah terdiri atas 29 lembar daun nipah yang masing-masing berisi 56 baris kalimat, terdiri atas 8 suku kata.
Kalimat “… saceundeung kaen ” mengandung arti selembar kain yang sering digunakan sebagai penutup kepala. Di tatar Sunda disebut totopong , iket , ataupunudeng . Pemakaian iket berkaitandengan kegiatan sehari-hari ataupun ketika ada perhelaan resmi seperti upacara adat dan musyawarah adat. Untuk beberapa waktu, umumnya kain penutup kepala hanya disebut totopong, iket, atau udeng totopong , iket , atau udeng . Tidak ada bukti tertulis mengenaisumber sejarah tentangpenamaan iket atau yang sekarang disebut rupa iket . Akantetapi, dalam perkembangan zaman, penamaan untuk rupa iket menjadi bagian dari kebudayaan yang mengandung nilai dan makna tersendiri.
Penamaan atau rupa iket dikategorikan sesuai zamannya, yaitu iket buhun (kuno) dan iket kiwari (sekarang). Untuk iket buhun sendiri ada yang berupa bentuk iket yang telah menjadi warisan secara turun-temurun dari para leluhur, ada pula rupa iket yang lahir dari kampung adat. Sementara itu, untuk iket kiwari , iket tersebut merupakan rekaan dari beberapa orang yangmemiliki rasa kebanggaan terhadap budaya iket buhun dan kreativitas dari nilai kearifan lokal.
Bakhan, beberapa rupa iket kiwari itu sendiri masih memiliki ciri yang mengacu pada pola rupaiket buhun . Beberapa nama rupa iket buhun yang dikenal olehsebagian besar umumnya adalah Barangbang Semplak , Parekos Jengkol , Parekos Nangka , dan Julang Ngapak . Parekos atau paros memiliki arti “menutup”. Yang berarti tipe rupa iket yang menutup bagian atas kepala atauhampir membungkus.
Dalam perupaan iket , di dalamnyalerkandung filosofi. Hal inilah yangmembuat iket itu sendiri menjadi salah satu warisanleluhur yang mengandung nilai yang begitu tinggi adanya. Seperti filosofi yang terkandung dalam rupa iketJulang Ngapak yang konon dahulunya dipakai khusus oleh para pandita kerajaan atau disebut purahita .
Filosofi yang terkandung berdasar kepada laku hidup seekor burung Julang ( Sundanese wrinkled hornbill ). Tipe burung ini sebelum mereka mendapatkan sumber air tersebut, mereka tidak akan berhenti mencari. Karakter inilah yang diadopsikan menjadi simbol Julang Ngapak, yaitu bahwa kita jangan pernah lelah mencari sumber kehidupan (ilmu, darma, dan jatidiri) sebelum mencapai hasil yang diinginkan.
Di luar rupa atau penamaannya, iket Sunda sendiri mengandung nilai makna filosofi yang dikenal dengan sebutan Dulur Opat KalimaPancer . Dulur Opat merupakan empat inti kehidupan yaitu api, air, tanah, dan angin. Dan Kalima Pancer mengandung makna yaitu berpusat pada diri kita sendiri. secara garis besar, Dulur Opat Kalima Pancer memiliki arti bahwa empat elemen inti tersebut terdapat pada diri kita dan berpusat menyatu sebagai perwujudan diri.
Mengenai iket kiwari yang telah berkembang saat ini, penamaan dan bentuk tetap berdasar kepada pola rupa iket buhun. Tanpa mengurangi nilai luhur dari warisan leluhur, begitu pun iket kiwari memiliki nilai-nilai filosofi di dalamnya. Hal inilah yang menjadi bagian dari pelestarian budaya yang bersifat kreatif, tetapi tetap memegang teguh nilai kearifan lokalnya. Terutama di kalangan generasi muda. Mereka memiliki cara pandang yang berbeda dalam membentuk iket tetapi tetap memiliki acuan terhadap satu garis penciptaan karya buhun (kuno).
Komunitas Iket Sunda (KIS) sendirimerupakan bentuk kreativitas sebagai wadah dalam melestarikan dan memperkenalkan budaya iket terhdap kalangan mmuda.
Keberkaitan
Didalam konteks keberagaman, sesungguhnya ada keberkaitan erat antara nilai-nilai filosofi iket dengan fungsi penutup kepala dalam kaitan nilai Islam. Fungsi dari iket menurut Islam umumnya adalah bisa digunakan sebagai sajadah, pengganti tutup kepala. Hal itulah yang membentuk hubungan antara manusia dan Allah Yang Pencipta yang disebut hablumminallah . Fungsi sebagai hablumminanas adalah iket sebagai penyambung silaturahmi berdasarkan warisan budaya daniket sebagai bagian dari cara saling memberi ilmu pengetahuan.
Dalam dunia Islam, dikenal serban atau sorban sebagai penutup kepala, sebagai bagian dari kelengkapan dalam salat atau beribadah. Memakai serban bagi umat Muslim adalah sunnah Nabi. Dalam beberapa hadis riwayat para sahabat Nabi Muhammad saw, mereka menceritakaan bahwa Nabi selalu menganjurkan agar memakai penutup kepala sebagai bagian dari kelengkapan pakaian salat dan bahkan di luar salat.
Di tatar nusantara sendiri, kita mengenal Wali Songo. Dari beberapa sumber sejarah, kesemuanya memakai penutup kepala. Menurut Oom Somara de Uci, sejarawan dari Rahagaluh, dahulu model rupa iket para wali diadopsi dari rupa iket Cakraningrat yang merupakan warisan Prabu Cakraningrat yangmemiliki kekuasaan kerajaan sekitar Rajagaluh majalengka. Iketyang dikemudian hari disebut iketCakraningrat Rajagaluh ini mengandung nilai filosofi yaitu iket yang melindungi mustika ; mastaka (kepala).
Ini bisa bermakna, mustika ini adalah kepala kita yang memiliki sumber dari sifat dan sikap kita di dunia dari sudut pandang manusia yang memiliki otak sebagai akal pikiran yang bisa memilih mana yang baik dan buruk. Bahkan, dalam perkembangan waktu, model iket Cakraningratini disebut pula iket para wali.
Perbedaan i ket Cakraningkat ini dengan iket Sunda lazimnya yaituterlihat dari model kainnya. Iket Sunda pada umumnya berupa kain segi empat, sedangkan iket Cakraningrat ini memakai kain persegi panjang sejenis karembong (selendang). Cara pemakaiannya rata-rata hanya diselipkan, tidak diiket atau ditali.Cara yang sama seperti pemakaian serban di kepala. Memang tidak ada sejarah tertulis sebagai bukti yang mendukung tentang iket Cakranignrat ini, tetapi perbedaannya menjadi bagian dari kekayaan budaya Sunda.
Filosofi Iket / Totopong
HUKUM PANCADHARMA :
1. Apal jeung hormat ka PURWADAKSI DIRI (Menyadari dan menghormat kepada asal usul diri)
2. Tunduk kana HUKUM jeung ATURAN (Tunduk akan hukum dantata tertib/ aturan)
3. Berilmu (DILARANG BODOH...!)
4. Mengagungkan SANG HYANG TUNGGAL (Allah SWT)
5. Berbakti kepada BANGSA dan NEGARA (Nusantara yg sesungguhnya, bukan Indonesia hari ini)
LIMA HUKUM yang menjaga perilaku BANGSA SUNDA"dititipkan"melalui POLA IKET/TOTOPONG,maka IKET KEPALA bukan sekedar GAGAYAAN.
Wujud wastrana totopong bisa segi opat atawa segi tilu.
Juru anu opat, ngawakilan dulur 4 ka 5 pancer :
1. Amarah
2. Lowamah
3. Sawiyah
4. Mutmainnah.
Ari pancerna nya di lambangkeun ku Modang segi opat di tengahnamaksudna diri pribadi sewang-sewangan.
Segi tilu perwujud tina hukum Tritangtu :
1. Karama'an
2. Karatuan
3. Karésian ( agama )
Ikét dipasangna dina mastaka, kulantaran dina mastaka aya mustika (tempat ngolah sagala rupa pamikiran antara hade jeung goreng, kudu jeung hénteujeung sajabana, anu tungtungna diputuskeun ku pancér hasil tina urun rembug antara dulur nu opat.

Sumber : Fb Catatan Alex Reformer

Cara Membuat Gambar Poto Bergerak Animasi GIF

CARA MEMBUAT GAMBAR FOTO BERGERAK ANIMASI GIF




Bagaimana membuat gambar foto bergerak animasi gif yang bisa dipasang di blog, ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Karena di sini kita akan melakukan pengeditan lewat sebuah situs online. Situs ini bisa membantu edit gambar foto secara online lewat internet yang nantinya akan terlihat bergerak.
Selain itu Anda juga bisa memanfaatkan situs ini untuk membuat banner iklan yang bisa di pasang di website atau blog.

Sebenarnya ada beberapa tempat edit gambar foto bergerak animasi gif. Tapi di sini saya akan tunjukkan satu tempat dimana para blogger sering melakukan pengeditan melalui situs ini. Anda bisa membuat gambar animasi, menciptakan tulisan, memotong dan bisa juga membuat avatar.

Untuk langkah-langkah pembuatannya:
  • Siapkan beberapa gambar untuk dijadikan gambar foto animasi gif.
  • Buka halaman dari situs www.picasion.com.
  • Maka Anda akan melihat halaman seperti yang terlihat pada gambar di bawah.


  • Pilih choose file untuk membuka gambar dari komputer Anda.
  • Lakukan beberapa kali sesuai angka yang tertera hingga gambar Anda terupload semua.
    Di sini Anda bisa upload banyak gambar.
  • Pilih add one more picture untuk menambah banyak gambar.
  • Selanjutnya Anda bisa menentukan ukuran dan kecepatannya.
  • Setelah Anda menentukan ukuran dan kecepatan kemudian pilih create animation. Maka Anda akan dibawa pada halaman berikutnya seperti yang terlihat pada gambar di bawah.


  • Tunggu beberapa saat sampai proses gambar Anda terupload semua.
    Setelah selesai terupload maka akan terlihat gambar animasi gif Anda dengan gerakan yang sesuai Anda inginkan.
  • Untuk memasang gambar ke dalam blog ambil code pilih HTML code for blog/website seperti yang terlihat pada gambar di atas.

SKU Penegak Terbaru



SKU yang baru sudah disahkan melalui SK Kwarnas Nomor 198 Tahun 2011 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Syarat Kecakapan Umum.


dan Panduan untuk para pembina dapat menggunakan SK Kwarnas Nomor 199 Tahun 2011 tentang Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum.
Berikut ini isi SKU Penegak yang baru :

PANCASILA
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratn/perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

TRISATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
- Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
- Menepati Dasadarma

DASADARMA PRAMUKA
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih saying sesame manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin trampil dan gembira.
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

PENEGAK BANTARA
Tanggal
Paraf
1. Islam
- Dapat menjelaskan makna Rukun Iman dan Rukun Islam
- Mampu menjelaskan makna Sholat berjamaah dan dapat mendirikan Sholat sunah secara individu
- Mampu menjelaskan makna berpuasa serta jenis - jenis Puasa
- Tahu tata cara merawat jenazah
- Dapat membaca doa Ijab Qobul Zakat
- Dapat menghafal sebuah hadist dan menjelaskan hadist tersebut
Khatolik
- Tahu dan paham makna dan arti Gereja Katoliki
- Dapat memimpin doa dan membangun membuat gerakan cinta pada keberagaman agama di luar gereja katolik
Protestan
- Mendalami hukum Kasih dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
Hindu
- Dapat menjelaskan sejarah perkembangan agama Hindu di Indonesia
- Dapat menjelaskan makna dan hakikat dari tujuan melaksanakan persembahyangan sehari-hari dan hari besar keagamaan Hindu
- Dapat menjelaskan maksud dan tujuan kelahiran menjadi manusia menurut agama Hindu.
- Dapat menjelaskan makna dan hekekat ajaran Tri Hita Karana dengan pelestarian alam lingkungan.
- Dapat mempraktekkan bentuk gerakan Asanas dari Hatta Yoga
- Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk Dharma Gita.
- Dapat mendeskripsikan struktur , fungsi dan sejarah pura dalam cakupan Sad Kahyangan
Buddha
- Saddha: Mengungkapkan Buddha Dharma sebagai salah satu agama
- Saddha: Mengungkapkan Buddha Dharma sebagai salah satu agama
- Menjelaskan sejarah Buddha Gotama
- Menjelaskan Tiratana sebagai pelindung
2. Berani menyampaikan kritik dan saran yang membangun dengan sopan dan santun kepada sesama teman
3. Dapat mengikuti jalannya diskusi dengan baik
4. Dapat hidup bersama antara umat beragama dan toleransi dalam bakti
5. Mengikuti pertemuan Ambalan sekurang-kurangnya 3 kali setiap bulan
6. Setia membayar iuran kepada Gugusdepan, dengan uang yang seluruh atau sebagian diperolehnya dari usaha sendiri
7. Dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari
8. Telah membantu mengelola kegiatan di
Ambalan.
9. Telah ikut aktif kerja bakti di masyarakat minimal 2 kali.
10. Dapat menampilkan kesenian daerah di depan umum minimal satu kali.
11. Mengenal, Mengerti dan Memahami isi AD & ART Gerakan Pramuka
12. Dapat menjelaskan sejarah Kepramukaan Indonesia dan Dunia
13. Dapat menggunakan jam, kompas, tanda jejak dan tanda-tanda alam lainnya dalam pengembaraan.
14. Dapat menjelaskan bentuk pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
15. Dapat menjelaskkan tentang organisasi ASEAN dan PBB
16. Dapat menjelaskan tentang kewirausahaan.
17. Dapat mendaur ulang barang tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat.
18. Dapat menerapkan pengetahuannya tentang tali temali dan pionering dalam kehidupan sehari-hari.
19. Selalu berolahraga, mampu melakukan olahraga renang gaya bebas dan menguasai 1 (satu) cabang olahraga tim.
20. Dapat menjelaskan perkembangan fisik antara laki-laki dan perempuan
21. Dapat memimpin baris berbaris sangganya, dapat menjelaskan tentang gerakan baris berbaris kepada anggota sangganya yang terdiri atas gerakan di tempat,
22. Dapat menyebutkan beberapa penyakit infeksi, degeneratif dan penyakit yang disebabkan perilaku tidak sehat.
23. Ikut serta dalam perkemahan selama 3 hari berturut - turut

PENEGAK LAKSANA
Tanggal
Paraf
1. Islam
- Dapat menjelaskan makna Rukun Iman dan Rukun Islam di muka pasukan Penggalang atau Satuan Penegak
- Dapat menjelaskan hal-hal yang membatalkan sholat dan dapat mendirikan Sholat sunah berjamaah
- Dapat menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa serta dapat melakukan salah satu puasa sunah
- Memahami tata cara merawat jenazah
- Pernah menjadi amil zakat
- Dapat menghafal ayat tematik, dari alquran dan mampu menjelaskannya
Khatolik
- Memahami dan mendalami 7 sakramen
- Dapat menghafal dan menghayati akan riwayat salah satu Santo / Santa
Membahas 10 Perintah Allah, dilengkapi dengan contoh kehidupan sehari-hari
Protestan
- Dapat memberi kesaksian didepan jemaat atau teman sebaya
- Dapat berpartisipasi aktif dalam pelayanan Gereja sesuai bakat dan kemampuannya
- Telah mengikuti pengajaran Agama (Katekisasi)
Hindu
- Dapat menjelaskan sejarah kerajaan
/candi – candi agama Hindu di Indonesia
- Dapat melafalkan dan bertindak sebagai pemimpin persembahyangan Panca Sembah.
- Dapat menjelaskan Samsara / Punarbawa atau reinkarnasi sebagai bentuk untuk penyempurnaan kelahiran berikutnya.
- Dapat menjelaskan konsep Ajaran Asta Brata
- Dapat melakukan gerakan dan menjelaskan fungsi, serta manfaat dari setiap gerakan Yoga Asanas.
- Dapat melafalkan dan mengkidungkan lebih dari satu bentuk Dharma Gita
- Dapat menjelaskan bentuk dan fungsi dari seni sakral keagamaan Hindu.
Buddha
- Dapat memimpin dan mengorganisir kebaktian (pagi dan sore) serta perayaan hari-hari besar Agama Buddha;hari Waisak, Asadha, Kathina, Maggapuja)
- Saddha: Mendiskripsikan ruang lingkup dan intisari Tripitaka
- Menjelaskan makna dan manfaat puja serta doa
- Mendiskripsikan sila sebagai bagian dari jalan mulia berunsur delapan
- Menjelaskan kebenaran yang terdapat dalam tripitaka
2. Dapat menerima kritik dari orang lain, serta berani mengeluarkan pendapatnya dengan tertib, sopan dan santun kepada
orang-orang di sekitarnya
3. Dapat mengikuti dan atau memimpin diskusi Ambalan dan mampu mengambil keputusan
4. Dapat menjadi penengah (memberi solusi), jika terjadi ketidaksepahaman dalam kelompoknya
5. Mengikuti pertemuan Ambalan sekurang-kurangnya 3 kali setiap bulan bulan
6. Setia membayar iuran kepada Gugusdepannya, dengan uang yang seluruhnya atau sebagian diperolehnya dari usaha sendiri, serta membantu Ambalan dalam mengelola administrasi keuangan
7. Dapat memimpin rapat dan membuat risalah dengan baik
8. Pernah memimpin kegiatan di tingkat Ambalan
9. Pernah memimpin kerja bakti di masyarakat minimal 2 kali
10. Dapat memimpin kelompok dalam menampilkan salah satu jenis kesenian daerah
11. Dapat menjelaskan sebagian isi AD & ART Gerakan Pramuka kepada Ambalan
12. Dapat menjelaskan di muka umum tentang sejarah kepramukaan Indonesia dan dunia
13. Dapat melakukan pengembaraan selama 3 hari dan atau mengatur kehidupan perkemahan selama minimal 3 hari
14. Dapat menjelaskan sejarah, arti, tatacara
penggunaan dan kiasan Sang Merah Putih
15. Dapat menjelaskan peran Indonesia dalam organisasi ASEAN dan PBB
16. Telah memiliki keterampilan kewirausahaan yang dapat menghasilkan uang.
17. Dapat membuat salah satu jenis peralatan teknologi tepat guna.
18. Dapat membuat struktur dari keterampilan tali temali dan pionering, yang dapat digunakan masyarakat Secara berkelompok .
19. Selalu berolahraga, Dapat melakukan olahraga renang selain gaya bebas dan menguasai 1 (satu) cabang olahraga lainnya.
20. Dapat memahami dan menjelaskan tentang kesehatan reproduksi
21. Dapat mempersiapkan susunan dan pelaksana upacara, telah mempersiapkan minimal 3 kali upacara, telah menjadi pelaksana upacara minimal 3 kali.
22. Dapat menyebutkan penyebab dan cara pencegahan penyakit infeksi, degeneratif dan penyakit yang disebabkan perilaku tidak sehat.
23. Dapat melakukan pengembaraan selama 3 hari berturut-turut

Cara Memasang Musik Autoplay di Blog

Berikut saya bagikan cara yang cukup mudah untuk memasang musik Autoplay di blog :
  • Yakinkan niat supaya anda tidak menyerah sampai tahap akhir hehehehee...
  • Login ke blog dan masuk Menu Tata Letak
  • Klik tambah gadget - pilih HTML/Javascript
  • Untuk aplikasi yang saya gunakan adalah SoundCloud . Jadi masuk terlebih dulu ke SoundCloud  (bisa langsung tanpa regristrasi terlebih dahulu ).
  • Search lagu yang kita inginkan pada kotak pencari pada situs SoundCloud 
  • Klik Share pada menu lagu yang akan digunakan
  • Klik logo WordPress ( berlaku untuk pengguna Blogspot )




  • Klik Customize Your Player

  • Checklist Play Automatically ( skin colour bisa disesuaikan dengan warna favourite )
  • Kemudian copy link Widget url lagu ke blog
  • Simpan dan oke ...
  • Dan ini cara selanjutnya
    liat caranya sebagai berikut.
    1. Log in dulu ke akun blogger sobat!!
    2. terus klik tata letak
    3. setelah itu klik add gadget
    4. pilih edit HTML
    5. masukkan script lagunya ada bisa mendapat kan script lagunya di fullmusik.net